Minggu, 14 Mei 2017

pengalaman 14-05-2017

Hari ini tanggal 14 Mei 2017 saya dan teman satu kelas diminta untuk belajar di luar kelas agar tidak bosen di dalam kelas terus. Namun itu bukan alasan pertama, ituu dilakukan karena pada hari senin tanggal 15 Mei kami libur karena ada persiapan SBMPTN, jadinya jadwal kami ajukan agar tidak tertinggal materi. Pembelajaran berlangsung di Taman Bungkul Surabaya dengan tema membuat berita future untuk melatih kita membuat berita yang dibuat untuk UAS.
Pengalaman yang tak terlupakan dari kelas terbuka di Taman Bungkul Surabaya tersebut adalah keterlambatan saya hadir dalam kuliah tersebut. Karena semuanya sudah memiliki teman untuk berboncengan sepeda motor, saya dan 3 teman saya memilih untuk pergi mengendarai UBER. Waktu itu, sopir UBER datangnya cukup telat, ditambah lagi adanya kemacetan yang menambah waktu keterlambatan kami berempat hingga 1 jam lebih. Namun akhirnya kami tiba di tempat tujuan dengan selamat tanpa ada amarah dari dosen karena kami terlambat. Pembelajaran pun dimulai menurut kloter kedatangannya.
Pertama kami dijelaskan tentang apa itu future melalui buku “Andaikan Saya Wartawan Tempo”, kemudian kami diminta mengamati benda hidup atau benda mati yang ada di Taman Bungkul Surabaya tersebut untuk dideskripsikan menjadi berita future. Kami dikasih waktu hanya 1 jam untuk membuat future tersebut. Dan ini adalah hasil berita saya tentang seorang balita yang menggemaskan :

Keceriaan Seorang Anak saat Berada di Taman Bungkul
Wajah anak perempuan yang memakai baju berwarna merah muda itu tampak berseri-seri ketika diajak ayah bundanya ke Taman Bungkul Surabaya. Dengan memegang balon berwarna merah bercorak polkadot putih di tangan kanannya, memakai tas ransel berbentuk lebah berwarna kuning dan hitam. Adapun jaket berwarna kuning yang mengikat pinggangnya. Bersepatu merah muda cerah yang mencolok terlihat oleh mata.
Sambil bertanya apa yang ingin dia tahu kepada orang tuanya, “ayah, itu namanya apa?” sambil menunjuk ke arah band yang sedang memainkan musik di tengah taman tersebut. Ayahnya pun menjawab, “itu namanya gitar, sayang.”. ia pun tersenyum karena telah mengetahui nama benda yang ia tanyakan.
Tak cukup bertanya tentang itu, ia pun langsung berlari menuju ke arah band tersebut. Ia berdiri di depan band itu cukup lama dengan melihat-lihat apa yang sedang dilakukan  para pemain band tersebut. Kemudian ia kembali ke orang tuanya yang menunggu di sekitar band tersebut. Ia menceritakan apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar barusan. Orang tuanya pun tersenyum dan melihat dengan bangga anaknya telah belajar sesuatu di Taman Bungkul ini.
Sebagai hadiah dari keberanian dan kecerdasan anaknya dalam mengambil pelajaran dan menyampaikan apa yang ia lihat, ayahnya membelikan sebuah bola warna-warni yang dijajakan penjual di tengah taman itu untuknya. Ia pun memainkan bola itu dengan lincahnya bersama sang ayah. Seperti anak-anak lainnya yang bermain di sekitarnya.
Keceriaan tak ia rasakan sendiri, namun ia membaginya dengan anak yang duduk termenung di tempat duduk di dekatnya. Sehingga mereka bermain bersama-sama dengan. Orang tuanya pun terlihat kagum karena melihat anaknya dapat bersosialisasi dengan orang lain secara aktif. Mereka tidak menyesal mengajak anaknya ke Taman Bungkul ini.


Dari ceritaku hari ini, semoga teman-teman yang membacanya dapat mengambil pelajaran untuk pengetahuan mengenai sejarah jurnalistik di dunia. Terima kasih kepada dosen jurnaistik kami dan teman-teman yang membantu dalam kegiatan  presentasi hari ini. Tunggu ceritaku di minggu selanjutnya ya.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar